BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari-hari tentu
kita sering menemui artikel dan teks pidato baik di koran, buku, majalah,
ataupun internet.
Namun sudahkah kalian tahu cara
memahami isi artikel? Dengan memahami isi artikel kita dapat menemukan ide
pokok dan permasalahan dalam artikel, kita juga dapat menanggapi isi artikel,
merangkum artikel, dan mengidentifikasi kalimat-kalimat majemuk di dalamnya.
Lalu, pernahkan kalian mendengarkan
atau membacakan pidato? . Tentu harus ada teknik-teknik tersendiri dalam
membacakan teks pidato agar pendengar mampu memahami isi pidato kita.
Sebaliknya kita jika sebagai pendengar juga harus mengetahui cara-cara memahami
isi pidato agar kita pun bisa menanggapi pembacaan teks pidato yang dibacakan orang
lain.
1.2 Rumusan Masalah
Memahami artikel dan teks pidato
Menemukan ide pokok dan permasalahan
dalam artikel melalui kegiatan membaca intensif
Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi
yang tepat
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan dan
penulisan makalah ini:
1. Memudahkan
pembaca memahami isi artikel ilmiah dalam media cetak atau elektronik
(internet)
2. Memudahkan
pembaca memahami cara membacakan teks pidato dengan intonasi yang tepat dan
menanggapi pembacaan pidato.
BAB II
PEMBAHASAN
Artikel
2.1 Pengertian Artikel
Artikel merupakan salah satu
karangan faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah yang terdapat di dalam
koran/majalah. Artikel umumnya memuat gagasan yang baru dan penting untuk
diketahui karena isinya sesuai dengan permasalahan yang sedang berkembang di
masyarakat. Oleh karena itu, artikel perlu dibaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita.
2.3 Membaca artikel
Untuk dapat memahami artikel
secara keseluruhan maka kita dituntut untuk memiliki kemampuan membaca cepat. Dalam membaca cepat, kita dituntut
mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya,
kecepatan ini dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan.
Kecepatan membaca dapat diukur dengan berapa banyak kata yang terbaca setiap
menit. Secepat apakah kemampuan membaca kalian? Untuk dapat menguasai teknik
membaca cepat, kita harus memperhatikan hal-hal berikut.
1.Motivasi atau Minat
Motivasi dapat ditumbuhkan melalui sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu atau penasaran. Semakin tinggi rasa ingin tahu, semakin banyak kegiatan membaca yang harus Anda lakukan.
2.Penguasaan Kosakata
Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki, semakin baik pula kemampuan Anda memahami suatu bacaan.
3.Kemampuan Menemukan Ide Pokok
Dengan kemampuan ini, Anda dapat dengan cepat menentukan bagian mana yang harus dibaca dan bagian mana yang harus dilewatkan dari sebuah bacaan.
4.Konsentrasi
Ketika membaca, usahakan Anda dapat berkonsentrasi terhadap bahan bacaan. Ingatlah isi bacaan tersebut dengan baik.
5.Gerak Mata
Gerakan mata pada saat membaca tidak perlu diikuti dengan gerakan kepala. Dengan demikian, kegiatan membaca akan menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk memiliki kemampuan membaca cepat, Anda harus melatih kecepatan gerak mata.
1.Motivasi atau Minat
Motivasi dapat ditumbuhkan melalui sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu atau penasaran. Semakin tinggi rasa ingin tahu, semakin banyak kegiatan membaca yang harus Anda lakukan.
2.Penguasaan Kosakata
Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki, semakin baik pula kemampuan Anda memahami suatu bacaan.
3.Kemampuan Menemukan Ide Pokok
Dengan kemampuan ini, Anda dapat dengan cepat menentukan bagian mana yang harus dibaca dan bagian mana yang harus dilewatkan dari sebuah bacaan.
4.Konsentrasi
Ketika membaca, usahakan Anda dapat berkonsentrasi terhadap bahan bacaan. Ingatlah isi bacaan tersebut dengan baik.
5.Gerak Mata
Gerakan mata pada saat membaca tidak perlu diikuti dengan gerakan kepala. Dengan demikian, kegiatan membaca akan menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk memiliki kemampuan membaca cepat, Anda harus melatih kecepatan gerak mata.
2.3 Menemukan ide pokok tiap paragraf
Ide Pokok adalah rancangan yang tersusun di dalam
pikiran,gagasan.atau merupakan suatu gagasan / pikiran utama dari sebuah
paragraf / yang mendasari suatu paragraf.
Cara menemukan Ide pokok suatu paragraf.
Cara menemukan Ide pokok suatu paragraf.
- Membaca dari keseluruhan teks bacaan.
- Memahami isi bacaan teks bacaan tersebut.
- Menemukan Ide pokok bacaan.
Ide pokok terdapat dalam setiap
paragraf .biasanya , ide pokok dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama
atau kalimat topik. Paragraf yang Ide pokoknya terdapat di awal paragraf
disebut paragraf deduktif.sedangkan paragraf yang ide pokoknya terdapat
di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Sedangkan pengertian paragraf adalah suatu bahasa yang lebih besar dari pada kalimat tetapi lebih kecil dari pada wacana.
Bagian – bagian paragraf:
Sedangkan pengertian paragraf adalah suatu bahasa yang lebih besar dari pada kalimat tetapi lebih kecil dari pada wacana.
Bagian – bagian paragraf:
- inti kalimat / ide pokok.
- Kalimat penjelas /Ide penjelas paragraf.
Syarat paragraf dapat dikatakan baik
jika memenuhi beberapa syarat:
- Satu kesatuan
Paragraf merupakan satu kesatuan
yang utuh dan kalimat yang mendukung paragrafharus laras dan tidak ada satu
kalimat yang menyimpang dari Ide pokok tersebut
- Kepaduan
Suatu paragraf merupakan satu
kesatuan yang padu,kepaduan suatu paragraf biasanya ditandai penggunaan penandaan
koherensi / penyatuan , artinya masing – masing kalimat mempunyai hubungan
timbal balik dan teratur.
Contoh:
Laut
kita merupakan sawah ladang yang sungguh tidak terkira nilainya. Tanpa harus
mencangkul dan membajaknya, kita dapat dapat memanen hasilnya kapan saja. Laut
pun tak meminta pupuk atau obat-obatan pengusir hama. Tak ada kata paceklik.
Jika kita memiliki teknologi dan modal, musim barat atau musim timur bukan
halangan. Sekiranya kita punya pengetahuan, tidak sulit mencari haluan untuk
menebar jaring.
- paragraf di atas adalah paragraf deduktif
- Kalimat utama paragraf di atas
adalah
Laut kita merupakan sawah ladang yang sesungguh tidak terkira nilainya - Gagasan paragraf di atas adalah laut sawah ladang tidak terkira nilainya.
Nah setelah meneukan ide pokok
cobalah untuk mengidentifikasi kalimat utama dan kalimat pendukung.
2.4 Mencari permasalahan dalam artikel
Setelah mengidentifikasi
kalimat-kalimat selanjutnya kita harus menemukan permasalahan atau inti dari
suatu artikel. Pokok permasalahan dalam suatu artikel biasanya berupa sesuatu
yang sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.
2.5 Merangkum isi seluruh artikel
Setelah membaca artikel dan
menemukan ide pokok dalam tiap paragraf serta
permasalahan dalam artikel kita perlu merangkum artikel tersebut agar semakin
mudah untuk dipahami. Rangkumlah bagian yang penting saja.
2.6
Mengidentifikasi kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat
di bentuk dari paduan beberapa buah kalimat tunggal.
Kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :
Kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :
1.
Kalimat majemuk setara
2. Kalimat majemuk rapatan
3. Kalimat majemuk bertingkat
4. Kalimat Majemuk Campuran
2. Kalimat majemuk rapatan
3. Kalimat majemuk bertingkat
4. Kalimat Majemuk Campuran
1. Kalimat
Majemuk Setara
kalimat
majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara unsur –unsurnya bersifat
setara/sederajat.
Contoh :
Ibu
membaca buku dan ayah membersihkan kebun.
2.
Kalimat Majemuk Rapatan
kalimat
majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang salah satu unsur kalimatnya
dirapatkan.
contoh:
Ibu
memasak nasi dan menggoreng ikan.
Unsur
yang dirapatkan adalah subjeknya (Ibu)
- Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat
majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsurnya tidak sederajat
salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur
lainsebagai anak kalimat
Contoh:
1.
Indah terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit
2.
Sejak ayah berangkat, dia belum datang lagi ke sini
4. Kalimat Majemuk campuran
Kalimat
majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat
majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya terdiri
atas tiga inti kalimat/klausa
Contoh:
Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak
datang dan ibu selesai memasak.
Pidato
2.7
Pengertian Pidato
Pidato
adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara
kepada orang lain(audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa
diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni
membujuk/mempengaruhi. Berpidato ada hubungannya dengan retorika(rhetorica),
yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu
pekerjaan yang sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur
penting seperti: pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan,
terknik dan etika dalam berpidato.
2.8 Tujuan Pidato
Diantara tujuan dari pidato, yaitu: (a)informatif,
bertujuan memberikan laporan/ pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk
pendengar; (b)persuasif and instruktif, berisi tentang usaha untuk mendorong,
meyakinkan dan mengajak audience untuk melakukan sesuatu hal; (c)edukatif,
berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang pentingnya
hidup sehat, ber KB, hidup rukun antar umat bergama dan lain-lain;
(d)entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada audience yang sifatnya
lebih santai.
2.9 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang
tepat
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan
tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan
pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang
berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Ketrampilan yang dituntut dalam
membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Sangat besar kemungkinannya dalam
suatu kesempatan nanti kamu akan diminta untuk menyampaikan suatu pidato, entah
karena jabatan yang
diduduki atau karena prestasi yang diraih. Namun, sering seseorang gundah dan berkelit ketika diminta memberikan pidato dalam suatu acara. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari kurang PD (percaya diri), demam panggung, belum berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus dikatakan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi karena ada bermacam-macam cara berpidato yang dapat dipilih sesuai kemampuan.
diduduki atau karena prestasi yang diraih. Namun, sering seseorang gundah dan berkelit ketika diminta memberikan pidato dalam suatu acara. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari kurang PD (percaya diri), demam panggung, belum berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus dikatakan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi karena ada bermacam-macam cara berpidato yang dapat dipilih sesuai kemampuan.
Ada 4 metode yang lazim dipergunakan
dalam berpidato, yaitu sebagai
Berikut:
Berikut:
1. Metode Impromtu
Pidato dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli, atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini.
Pidato dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli, atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini.
2. Metode Menghafal
Pidato dilakukan dengan menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kelemahan cara ini, orator harus banyak
meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkernbangan situasi.
Pidato dilakukan dengan menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kelemahan cara ini, orator harus banyak
meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkernbangan situasi.
3. Metode Naskah
Pidato dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnva. Biasanya dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh orang lain.
Pidato dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnva. Biasanya dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh orang lain.
4. Metode Ekstemporan
Pidato dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Pidato dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Di antara metode di atas cara yang
paling cocok bagi yang baru belajar atau pertama kalinya melakukan yaitu metode
naskah. Keuntungan metode ini adalah orator tidak perlu berpikir tentang materi
yang akan disampaikan. Semua kata yang akan diucapkan, sudah ditulis dalam
naskah dan tinggal membacakannya. Oleh karena naskah ditulis sebelum berpidato,
ia dapat meminta bantuan orang lain untuk memberi masukan materi pidatonya.
Bahkan, ada yang sepenuhnya dibuatkan oleh orang lain. Sementara kelemahannya,
yaitu seseorang harus mengeluarkan waktu lebih banyak untuk menyusun dan
membacakannya. Selain itu, karena terpaku pada teks, pidato menjadi tidak
komunikatif. Tatapan mata kepada hadirin sebagai bentuk komunikasi tubuh
menjadi kurang terjalin. Orator juga menjadi terlalu terikat dan kurang
fleksibel beradaptasi dengan perkembangan situasi dan reaksi audiensi. Untuk
mengimbangi beberapa kelemahan itu, orator harus dapat menghidupkan naskah yang
dibacanya. Caranya adalah membacakan dengan ekspresif, berirama dan dengan intonasi
yang tepat. Ucapan juga harus terdengar dengan jelas. Oleh karena itu, selain
mempersiapkan naskah pidato, penting sekali untuk berlatih terlebih dahulu
sebelum membacakan teks pidato.
2.10 Teknik berpidato
Setiap
orang mempunyai potensi berpidato atau berorasi atau berbicara di depan
khalayak umum. Kemampuan berpidato ini bisa didapat dari latihan atau bahkan
sememang bakat bawaan. Bagi yang ingin berlatih pidato, perlu mengetahui teknik
dan tata cara berpidato yaitu :
- Mengetahui tujuan berpidato. Pidato yang akan disampaikan ditujukan untuk membicarakan hal apa saja? Hal ini dapat disebut juga Tema Pidato. Perlu juga mengetahui dimana tempat berpidato dan siapa saja yang akan menjadi pendengar.
- Materi atau Bahan pidato sesuai dengan Tema Pidato yang akan disampaikan. Jika pidato bertema pendidikan, maka bahan pidato adalah hal-hal yang mengenai pendidikan, baik tentang pendidikan smp, sma, atau hal-hal lain yang menyangkut pendidikan.
- Untuk pemula seperti anak smp maupun anak sma, 2 teknik pidato yang disarankan adalah teknik Naskah (membaca naskah pidato) yang dapat dilanjutkan ke teknik Memoriter (menghapal pidato). Jika kemampuan telah cukup, maka dapat digunakan teknik Ekstemporan (garis-garis besar atau konsep naskah pidato) atau bahkan dapat menggunakan teknik Impromptu (serta merta tanpa persiapan).
- Untuk pemula, perlu melatih suara, pengucapan, intonasi kalimat dan juga artikulasi serta perlu mengetahui jeda pembacaan sehingga pidato enak didengar dengan menggunakan nada bicara yang tegas lugas tidak berirama sepeti membaca puisi atau berdeklamasi.
- Berpenampilanlah yang rapi saat berpidato, karena akan menjadi titik sentral pandangan umum.
- Menggunakan bahasa tubuh sebaik mungkin yaitu gerakan tangan dan anggota tubuh sesuai dengan irama pidato tapi tidak secara berlebihan.
- Menyisipkan humor pada pidato disesuaikan dengan keadaan dan tujuan pidato. Jika pidato pada acara pemakaman mayat, jangan sekali-sekali menyisipkan humor.
- Berpidatolah sesuai panjang waktu yang wajar. Untuk pemula sebaiknya menggunakan waktu yang pendek saja.
- Tidak menggunakan kata yang berulang-ulang kecuali dibutuhkan untuk penekanan tujuan.
Berikut adalah sistematika pidato:
a)
Pengantar (tujuan dan arah)
b)
Bagian utama (isi)
2.11
Menanggapi pembacaan teks pidato
Dalam menanggapi pembacaan teks pidato yang dilakukan orang
lain kita sebagai audience atau pendengar harus menilai secara objektif. Ingat
jangan lupa pula memberikan apresisasi di awal sebelum menanggapi pembacaan
tersebut. Kita juga harus sopan dan santun dalam menanggapinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Artikel adalah salah
satu karangan faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah yang terdapat di dalam
koran/majalah.
Ø Untuk
memahami artikel kita perlu membaca, menemukan ide pokok tiap paragraf, mencari
permasalahan, dan merangkum artikel tersebut
Ø Pidato
adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta
tujuan dari pembicara kepada orang lain(audience) dengan cara lisan.
Ø Pembacaan
pidato yang baik adalah dengan suara yang nyaring dan dengan intonasi yang
tepat
Ø Untuk
membacakan pidato dengan baik diperlukan teknik-teknik tertentu.
Ø Dalam
menanggapi pembacaan pidato kita harus sopan dan santun.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar