Selasa, 11 Maret 2014

MEMAHAMI ARTIKEL DAN TEKS PIDATO






BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari-hari tentu kita sering menemui artikel dan teks pidato baik di koran, buku, majalah, ataupun internet.
Namun sudahkah kalian tahu cara memahami isi artikel? Dengan memahami isi artikel kita dapat menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel, kita juga dapat menanggapi isi artikel, merangkum artikel, dan mengidentifikasi kalimat-kalimat majemuk di dalamnya.
Lalu, pernahkan kalian mendengarkan atau membacakan pidato? . Tentu harus ada teknik-teknik tersendiri dalam membacakan teks pidato agar pendengar mampu memahami isi pidato kita. Sebaliknya kita jika sebagai pendengar juga harus mengetahui cara-cara memahami isi pidato agar kita pun bisa menanggapi pembacaan teks pidato yang dibacakan orang lain.

1.2  Rumusan Masalah
Memahami artikel dan teks pidato
Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel melalui kegiatan membaca intensif
 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan dan penulisan makalah ini:
1.    Memudahkan pembaca memahami isi artikel ilmiah dalam media cetak atau elektronik (internet)
2.    Memudahkan pembaca memahami cara membacakan teks pidato dengan intonasi yang tepat dan menanggapi pembacaan pidato.



BAB II
PEMBAHASAN
Artikel
2.1  Pengertian Artikel
Artikel merupakan salah satu karangan faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah yang terdapat di dalam koran/majalah. Artikel umumnya memuat gagasan yang baru dan penting untuk diketahui karena isinya sesuai dengan permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, artikel perlu dibaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita.


2.3  Membaca artikel
            Untuk dapat memahami artikel secara keseluruhan maka kita dituntut untuk memiliki kemampuan membaca cepat. Dalam membaca cepat, kita dituntut mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya, kecepatan ini dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Kecepatan membaca dapat diukur dengan berapa banyak kata yang terbaca setiap menit. Secepat apakah kemampuan membaca kalian? Untuk dapat menguasai teknik membaca cepat, kita harus memperhatikan hal-hal berikut.
1.Motivasi atau Minat
Motivasi dapat ditumbuhkan melalui sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu atau penasaran. Semakin tinggi rasa ingin tahu, semakin banyak kegiatan membaca yang harus Anda lakukan.
2.Penguasaan Kosakata
Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki, semakin baik pula kemampuan Anda memahami suatu bacaan.
3.Kemampuan Menemukan Ide Pokok
Dengan kemampuan ini, Anda dapat dengan cepat menentukan bagian mana yang harus dibaca dan bagian mana yang harus dilewatkan dari sebuah bacaan.
4.Konsentrasi
Ketika membaca, usahakan Anda dapat berkonsentrasi terhadap bahan bacaan. Ingatlah isi bacaan tersebut dengan baik.
5.Gerak Mata
Gerakan mata pada saat membaca tidak perlu diikuti dengan gerakan kepala. Dengan demikian, kegiatan membaca akan menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk memiliki kemampuan membaca cepat, Anda harus melatih kecepatan gerak mata.

2.3  Menemukan ide pokok tiap paragraf
            Ide Pokok adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran,gagasan.atau merupakan suatu gagasan / pikiran utama dari sebuah paragraf / yang mendasari suatu paragraf.
Cara menemukan Ide pokok suatu paragraf.
  1. Membaca dari keseluruhan teks bacaan.
  2. Memahami isi bacaan teks bacaan tersebut.
  3. Menemukan Ide pokok bacaan.
Ide pokok terdapat dalam setiap paragraf .biasanya , ide pokok dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf yang Ide pokoknya terdapat di awal paragraf  disebut paragraf deduktif.sedangkan paragraf yang ide pokoknya terdapat di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Sedangkan pengertian paragraf adalah suatu bahasa yang lebih besar dari pada kalimat tetapi lebih kecil dari pada wacana.
Bagian – bagian paragraf:
  1. inti kalimat / ide pokok.
  2. Kalimat penjelas /Ide penjelas paragraf.
Syarat paragraf dapat dikatakan baik jika memenuhi beberapa syarat:
  1. Satu kesatuan
Paragraf merupakan satu kesatuan yang utuh dan kalimat yang mendukung paragrafharus laras dan tidak ada satu kalimat yang menyimpang dari Ide pokok tersebut
  1. Kepaduan
Suatu paragraf merupakan satu kesatuan yang padu,kepaduan suatu paragraf biasanya ditandai penggunaan penandaan koherensi / penyatuan , artinya masing – masing kalimat mempunyai hubungan timbal balik dan teratur.


Contoh:
Laut kita merupakan sawah ladang yang sungguh tidak terkira nilainya. Tanpa harus mencangkul dan membajaknya, kita dapat dapat memanen hasilnya kapan saja. Laut pun tak meminta pupuk atau obat-obatan pengusir hama. Tak ada kata paceklik. Jika kita memiliki teknologi dan modal, musim barat atau musim timur bukan halangan. Sekiranya kita punya pengetahuan, tidak sulit mencari haluan untuk menebar jaring.
  • paragraf di atas adalah paragraf deduktif
  • Kalimat utama paragraf di atas adalah
    Laut kita merupakan sawah ladang yang sesungguh tidak terkira nilainya
  • Gagasan paragraf di atas adalah laut sawah ladang tidak terkira nilainya.
Nah setelah meneukan ide pokok cobalah untuk mengidentifikasi kalimat utama dan kalimat pendukung.

2.4  Mencari permasalahan dalam artikel
            Setelah mengidentifikasi kalimat-kalimat selanjutnya kita harus menemukan permasalahan atau inti dari suatu artikel. Pokok permasalahan dalam suatu artikel biasanya berupa sesuatu yang sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.

2.5  Merangkum isi seluruh artikel
            Setelah membaca artikel dan menemukan ide pokok dalam tiap paragraf  serta permasalahan dalam artikel kita perlu merangkum artikel tersebut agar semakin mudah untuk dipahami. Rangkumlah bagian yang penting saja.

2.6 Mengidentifikasi kalimat majemuk
     Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat di bentuk dari paduan beberapa buah kalimat tunggal.
Kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Kalimat majemuk setara
2. Kalimat majemuk rapatan
3. Kalimat majemuk bertingkat
4. Kalimat Majemuk Campuran
1.      Kalimat Majemuk Setara
            kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara unsur –unsurnya bersifat setara/sederajat.
       Contoh :
            Ibu membaca buku dan ayah membersihkan kebun.
2.    Kalimat Majemuk Rapatan
            kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang salah satu unsur kalimatnya dirapatkan.
            contoh:
            Ibu memasak nasi dan menggoreng ikan.
            Unsur yang dirapatkan adalah subjeknya (Ibu)
  1. Kalimat Majemuk Bertingkat
            Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsurnya tidak sederajat salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur lainsebagai anak kalimat
        Contoh:
            1. Indah terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit
            2. Sejak ayah berangkat, dia belum datang lagi ke sini
4. Kalimat Majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya terdiri atas tiga inti kalimat/klausa
        Contoh:
       Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak.



Pidato
2.7 Pengertian Pidato
            Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain(audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi. Berpidato ada hubungannya dengan retorika(rhetorica), yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, terknik dan etika dalam berpidato.

2.8 Tujuan Pidato
Diantara tujuan dari pidato, yaitu: (a)informatif, bertujuan memberikan laporan/ pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk pendengar; (b)persuasif and instruktif, berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak audience untuk melakukan sesuatu hal; (c)edukatif, berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan, misalnya tentang pentingnya hidup sehat, ber KB, hidup rukun antar umat bergama dan lain-lain; (d)entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada audience yang sifatnya lebih santai.

2.9 Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Sangat besar kemungkinannya dalam suatu kesempatan nanti kamu akan diminta untuk menyampaikan suatu pidato, entah karena jabatan yang
diduduki atau karena prestasi yang diraih. Namun, sering seseorang gundah dan berkelit ketika diminta memberikan pidato dalam suatu acara. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari kurang PD (percaya diri), demam panggung, belum berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus dikatakan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi karena ada bermacam-macam cara berpidato yang dapat dipilih sesuai kemampuan.
Ada 4 metode yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu sebagai
Berikut:
1. Metode Impromtu
Pidato dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli, atau berpengalaman yang biasanya diminta untuk menyampaikan dengan metode ini.
2. Metode Menghafal
Pidato dilakukan dengan menghafalkan teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kelemahan cara ini, orator harus banyak
meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkernbangan situasi.
3. Metode Naskah
Pidato dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnva. Biasanya dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh orang lain.
4. Metode Ekstemporan
Pidato dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Di antara metode di atas cara yang paling cocok bagi yang baru belajar atau pertama kalinya melakukan yaitu metode naskah. Keuntungan metode ini adalah orator tidak perlu berpikir tentang materi yang akan disampaikan. Semua kata yang akan diucapkan, sudah ditulis dalam naskah dan tinggal membacakannya. Oleh karena naskah ditulis sebelum berpidato, ia dapat meminta bantuan orang lain untuk memberi masukan materi pidatonya. Bahkan, ada yang sepenuhnya dibuatkan oleh orang lain. Sementara kelemahannya, yaitu seseorang harus mengeluarkan waktu lebih banyak untuk menyusun dan membacakannya. Selain itu, karena terpaku pada teks, pidato menjadi tidak komunikatif. Tatapan mata kepada hadirin sebagai bentuk komunikasi tubuh menjadi kurang terjalin. Orator juga menjadi terlalu terikat dan kurang fleksibel beradaptasi dengan perkembangan situasi dan reaksi audiensi. Untuk mengimbangi beberapa kelemahan itu, orator harus dapat menghidupkan naskah yang dibacanya. Caranya adalah membacakan dengan ekspresif, berirama dan dengan intonasi yang tepat. Ucapan juga harus terdengar dengan jelas. Oleh karena itu, selain mempersiapkan naskah pidato, penting sekali untuk berlatih terlebih dahulu sebelum membacakan teks pidato.

2.10 Teknik berpidato
Setiap orang mempunyai potensi berpidato atau berorasi atau berbicara di depan khalayak umum. Kemampuan berpidato ini bisa didapat dari latihan atau bahkan sememang bakat bawaan. Bagi yang ingin berlatih pidato, perlu mengetahui teknik dan tata cara berpidato yaitu :
  1. Mengetahui tujuan berpidato. Pidato yang akan disampaikan ditujukan untuk membicarakan hal apa saja? Hal ini dapat disebut juga Tema Pidato. Perlu juga mengetahui dimana tempat berpidato dan siapa saja yang akan menjadi pendengar.
  2. Materi atau Bahan pidato sesuai dengan Tema Pidato yang akan disampaikan. Jika pidato bertema pendidikan, maka bahan pidato adalah hal-hal yang mengenai pendidikan, baik tentang pendidikan smp, sma, atau hal-hal lain yang menyangkut pendidikan.
  3. Untuk pemula seperti anak smp maupun anak sma, 2 teknik pidato yang disarankan adalah teknik Naskah (membaca naskah pidato) yang dapat dilanjutkan ke teknik Memoriter (menghapal pidato). Jika kemampuan telah cukup, maka dapat digunakan teknik Ekstemporan (garis-garis besar atau konsep naskah pidato) atau bahkan dapat menggunakan teknik Impromptu (serta merta tanpa persiapan).
  4. Untuk pemula, perlu melatih suara, pengucapan, intonasi kalimat dan juga artikulasi serta perlu mengetahui jeda pembacaan sehingga pidato enak didengar dengan menggunakan nada bicara yang tegas lugas tidak berirama sepeti membaca puisi atau berdeklamasi.
  5. Berpenampilanlah yang rapi saat berpidato, karena akan menjadi titik sentral pandangan umum.
  6. Menggunakan bahasa tubuh sebaik mungkin yaitu gerakan tangan dan anggota tubuh sesuai dengan irama pidato tapi tidak secara berlebihan.
  7. Menyisipkan humor pada pidato disesuaikan dengan keadaan dan tujuan pidato. Jika pidato pada acara pemakaman mayat, jangan sekali-sekali menyisipkan humor.
  8. Berpidatolah sesuai panjang waktu yang wajar. Untuk pemula sebaiknya menggunakan waktu yang pendek saja.
  9. Tidak menggunakan kata yang berulang-ulang kecuali dibutuhkan untuk penekanan tujuan.
Berikut adalah sistematika pidato:
a)      Pengantar (tujuan dan arah)
b)      Bagian utama (isi)


2.11 Menanggapi pembacaan teks pidato
            Dalam menanggapi pembacaan teks pidato yang dilakukan orang lain kita sebagai audience atau pendengar harus menilai secara objektif. Ingat jangan lupa pula memberikan apresisasi di awal sebelum menanggapi pembacaan tersebut. Kita juga harus sopan dan santun dalam menanggapinya.










BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Ø  Artikel adalah salah satu karangan faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah yang terdapat di dalam koran/majalah.
Ø  Untuk memahami artikel kita perlu membaca, menemukan ide pokok tiap paragraf, mencari permasalahan, dan merangkum artikel tersebut
Ø  Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain(audience) dengan cara lisan.
Ø  Pembacaan pidato yang baik adalah dengan suara yang nyaring dan dengan intonasi yang tepat
Ø  Untuk membacakan pidato dengan baik diperlukan teknik-teknik tertentu.
Ø  Dalam menanggapi pembacaan pidato kita harus sopan dan santun.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar